Kinerja portofolio Rikopedia klik di sini
Cara join membership klik di sini

Dampak Meroketnya Inflasi di US

Indeks Harga Konsumen (CPI) naik 4,2% pada April 2021

Kekhawatiran inflasi masih membayangi pasar. Data inflasi di AS ternyata terus meroket, dengan melesat 4,2% (tahunan) dan 0,8% (bulanan). Angka itu jauh lebih buruk dari ekspektasi pasar dalam poling Dow Jones yang memperkirakan angka 0,2% (bulanan) dan 3,6% (tahunan). 

Bagaimana dampak kenaikan inflasi US  ke emerging market (EM) terutama IHSG? 

Angka inflasi AS yang meroket ke level 4.2% dikhawatirkan para investor akan membuat The Federal Reserve (The Fed) membuat perubahan kebijakan moneter secara tiba-tiba. Pelaku pasar tentunya khawatir jika The Fed tiba-tiba menjadi hawkish or mulai bicara tentang tapering. 

Timeline for tapering. GS forecast

Dari riset goldman sachs The Fed diproyeksikan akan membahas masalah tapering di H2-2021. Sejak isu kenaikan inflasi di bulan Maret bond yield US terus naik, capital inflow ke EM semakin kecil bahkan negatif. Jika Fed mulai hawkish dampak data inflasi US yang terus naik tentunya akan membuat emerging market tertekan. Jangka pendek IHSG masih akan tertekan dampak sentimen inflasi. 

Sektor dan saham yang diuntungkan

Dampak meroketnya inflasi di US
Korelasi inflasi dengan komoditas

Kenaikan inflasi di US searah dengan kenaikan harga komoditas. Harga komoditas potensi terus meroket. Selain itu pelaku pasar estimasi juga akan lari ke aset pelindung inflasi seperti gold. Belakangan ini banyak sekali komoditas yang terus naik cetak rekor all time high seperti CPO COPPER LUMBER.

Meroketnya harga komoditas tentunya akan menguntungkan sektor yang berhubungan dengan komoditas seperti MINING dan AGRI ( MEDC MDKA INCO ANTM LSIP AALI SIMP PTBA ELSA).

Follow channel telegram Rikopedia di sini 
Kinerja portofolio Rikopedia cek di sini 







Postingan terkait: