Langsung ke konten utama

Postingan

Naiknya yield UST 10Y, DXY dan USD/CNY potensi membebani rupiah dan pasar saham

  3 Risiko pasar saham yang perlu diperhatikan :  1. Yield UST 10Y potensi naik menguji level 5%. 2. USD index (DXY) potensi naik ke level 111.4 3. Yuan (CNY) potensi melemah ke level 7.5. Naiknya yield UST 10Y, DXY dan USD/CNY potensi membebani rupiah dan pasar saham. 1. Risiko Utama yang Perlu Dimonitor: Hasil Obligasi AS 10 Tahun (10yr-UST): Pengujian level 5% menjadi perhatian utama. Jika hasil ini terus meningkat, dapat memberikan tekanan pada pasar global. Indeks Dolar AS (DXY): DXY diprediksi mencapai level 111,4, menunjukkan penguatan dolar yang signifikan. Pelemahan Yuan Tiongkok (CNY): Diperkirakan melemah hingga ke level 7,5 terhadap dolar AS, yang dapat menambah tekanan pada stabilitas regional. 2. Pengaruh pelemahan CNY terhadap IDR: Pelemahan CNY memiliki pengaruh lebih besar terhadap Rupiah (IDR) dibandingkan DXY. Hal ini dapat menciptakan risiko tambahan bagi nilai tukar IDR. Intervensi Bank Indonesia (BI) akan sangat penting untuk mencegah pelemahan lebih lanj...
Postingan terbaru

Peluang di Balik Kenaikan Bond Yield dan Penurunan Pasar Saham

  Tekanan jual di bond market memberikan peluang kepada investor untuk mendapatkan yield tinggi. Contohnya Yield obligasi FR0100 7.2%. Tekanan jual di pasar saham juga memberikan peluang kepada investor untuk mendapatkan saham bluechip dengan potensi dividen yield jumbo. Reminder bulan 3 sudah musim pembagian dividen. Join membership Rikopedia klik disini

GREAT BOND BEAR MARKET

Data dari Bank of America (BofA) pasar obligasi global berada dalam fase ke-3 dari "Great Bond Bear Market" selama 240 tahun terakhir. Tren ini dipengaruhi oleh populisme global, meningkatnya utang pemerintah AS (yang diproyeksikan mencapai $40 triliun pada Februari 2026), serta kebijakan bank sentral yang inflasioner. Dua hal yang dapat membalikkan tren ini adalah resesi atau gagal bayar (default).

Aksi jual di bond market potensi membebani pasar saham

  Hubungan pergerakan IHSG dgn imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun (Indonesia 10Y). Bond yield naik = Saham turun. Pasar obligasi global mengalami tekanan jual besar2an membuat yield terus naik. Penyebabnya kekhawatiran investor terhadap tekanan inflasi dampak trade war & laporan ketenagakerjaan yang kuat yang bisa mempengaruhi siklus penurunan suku bunga The Fed. Pasar obligasi Indonesia estimasi bakal tertekan juga. Yield obligasi pemerintah Indonesia estimasi bakal ikut terseret naik. Bond yield naik = Saham turun. Hubungan UST 10Y yield dengan S&P 500. Bond yield naik dengan cepat cenderung diikuti koreksi di pasar saham. Obligasi (Bonds), mata uang, saham dan komoditas saling berhubungan (Intermarket analysis)

Yield UST 10Y Potensi Naik ke Level 5% Berikut Ulasan Dampaknya

  Setelah rilis data NFP kemarin yield UST 10Y breakout potensi rally ke level 5%. Naiknya yield UST akan memicu foreign outflow lebih besar lagi dari IHSG. Arah USD dan yield UST dua faktor yang paling pengaruh pada pergerakan dana asing (foreign flow). Dana asing baru agresif masuk ke Indonesia jika USD dan yield UST turun.

Angka NFP Jauh di Atas Konsensus Berikut Dampaknya

  Rilis data NFP angkanya jauh di atas konsensus membuat USD & UST yield terus menguat. Yield UST 10Y sekarang berada di area resistance jika breakout potensi naik ke level 5%. Jika Yield UST terus naik akan jadi beban buat IHSG karena bisa memicu outflow dana asing lebih besar lagi.  Perang tarif AS dengan China potensi memicu naiknya inflasi. Investor meminta yield lebih tinggi. USD index terus menguat potensi membebani Rupiah. Naiknya Yield UST & USD bisa memicu foreign outflow. Setelah rilis data NFP tadi malam yang angkanya sangat kuat, Bank of America (BofA) menyatakan bahwa siklus penurunan suku bunga The Fed telah selesai. Risiko suku bunga The Fed naik lagi meningkat. Suku bunga The Fed bisa naik lagi jika inflasi inti (core PCE) melampaui 3%. Sebelumnya proyeksi suku bunga The Fed turun 2x saja dianggap masih kurang dan jelek buat market, Apalagi jika proyeksi suku bunga The Fed naik lagi. Market bakal volatile banget...

Indeks saham pasar negara berkembang (MSCI EM Index) terus mengalami tekanan

  Indeks saham pasar negara berkembang (MSCI EM Index) terus mengalami tekanan ya. Potensi perang dagang dan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi China. Pasar saham China memiliki bobot terbesar lebih dari 27% dalam indeks MSCI Emerging Markets. Prospek pertumbuhan ekonomi China potensi melambat dampak kenaikan tarif dan paket stimulus ekonomi Beijing yang dianggap kurang memenuhi ekspektasi investor. AS dan China ini 2 negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Motor penggerak ekonomi global. Apalagi China mitra dagang terbesar Indonesia. Jika ekonomi China sedang batuk, Indonesia juga bakal ikut panas dingin. Performance pasar saham negara berkembang (EM) tertinggal jauh (Underperform) dibandingkan pasar negara maju (DM).

10-Year Treasury Yield Terus Naik, Berikut Dampaknya ke IHSG

  10-Year Treasury Yield jumps to 4.685% Penyebab bond yield terus naik : Belum adanya kepastian kebijakan tarif trump dan Kekhawatiran pasar terhadap kenaikan harga barang dampak kenaikan tarif yang bisa memicu inflasi memanas lagi. investor meminta yield lebih tinggi. Yield UST naik akan memicu foreign outflow dari emerging markets. Belum ada dana asing yang masuk ke IHSG. Dari data dana asing terus keluar sejak bulan Oktober sampai sekarang. Persentase kepemilikan asing di IHSG 48.6%. Pergerakan dana asing sangat mempengaruhi pergerakan IHSG. *Persentase kepemilikan asing naik di bulan Desember karena penurunan AUM ekuitas domestik, yang turun 4,8% MoM dan 18% YTD hingga November 2024. Yield obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun juga ikut terseret naik. Yield naik artinya harga obligasi sedang turun. Arah yield obligasi cenderung berbanding terbalik dengan arah pergerakan saham. Bond yield naik, saham turun. Obligasi, mata uang, saham dan komoditas saling berhubungan (Int...

Apakah Chart IHSG Akan Sama Seperti Tahun 2018?

  Pasar saham selalu bereaksi lebih dulu sebelum bad news atau good news keluar. Pasar saham sudah anjlok duluan antisipasi trump jadi presiden dan trade war. Apakah bad news tentang trade war sudah price in atau masih ada yang lebih buruk lagi?  Jika perang tarif tidak separah yang diantisipasi pasar kemungkinan market bakal sideways seperti chart tahun 2018. Join membership Rikopedia klik di sini

Pasar Nikel Global: Surplus Berlanjut, Harga Masih Tertekan

Pasar nikel global menghadapi tantangan besar pada tahun 2025, dengan proyeksi surplus yang lebih besar sebelum akhirnya menyempit pada 2026. Berikut adalah analisis mendalam mengenai tren ini, dampaknya terhadap harga, serta peluang pemulihan keuntungan di sektor ini. Proyeksi Pasar Nikel 2025 Surplus Pasar yang Lebih Lebar: Diperkirakan surplus pasar nikel akan mencapai 376 ribu ton pada 2025, naik dari 268 ribu ton pada 2024. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan pasokan nikel olahan, didukung oleh ekspansi kapasitas di Indonesia. Permintaan Nikel yang Lambat: Pertumbuhan permintaan nikel olahan hanya meningkat 5,5% pada 2024 dan 5,5% pada 2025, lebih lambat dibandingkan pertumbuhan pasokan. Tekanan pada Harga Nikel Harga nikel LME diperkirakan turun hingga USD15.100/ton pada akhir 2024, dengan tren pemulihan bertahap menuju USD17.500/ton pada 2025 dan USD18.500/ton pada 2026. Harga di Bawah Biaya Produksi: Lebih dari 50% produsen nikel menghadapi kerugian karena harga saat ini berada...

Donald Trump sedang mempertimbangkan perubahan penting pada rencana tarifnya

  Tadi malam USD index (DXY) koreksi karena Presiden terpilih Donald Trump sedang mempertimbangkan perubahan penting pada rencana tarifnya. Menurut laporan dari Washington Post, rencana tersebut akan mempersempit fokus pada sejumlah barang dan jasa tertentu. Namun, Trump membantah laporan tersebut melalui sebuah unggahan di Truth Social, dengan mengatakan, "Itu salah." Jika koreksi USD berlanjut akan menjadi angin segar buat IHSG dan Rupiah.  Jika USD lanjut menguat potensi membebani rupiah dan IHSG. Memicu foreign outflow. Saat US dollar melemah, arus modal cenderung mengalir keluar dari AS kembali ke pasar global yang dinilai undervalue. Saat US dollar terus menguat arus modal akan terkonsentrasi pada aset di AS.

Bersiaplah Dengan Currency Wars di Tahun 2025

  CURRENCY WARS 2025 Jelang pelantikan trump tanggal 20 January dan antisipasi perang tarif dengan AS, China membiarkan Yuan terus terdepresiasi terhadap USD . Apakah Rupiah bakal ikut terseret pelemahan Yuan? Dari data Rupiah punya korelasi sangat besar dengan pergerakan yuan. Pelemahan yuan potensi menyeret rupiah. China terus mendevaluasi mata uangnya agar produk ekspor mereka tetap murah di pasar AS dan mengimbangi perang tarif dengan AS. Currency wars atau "perang mata uang" antara China dan AS dapat menimbulkan dampak yang signifikan, baik secara global maupun terhadap ekonomi kedua negara. Berikut dampaknya: 1. Ketidakstabilan Ekonomi Global Fluktuasi Nilai Tukar: Perang mata uang menyebabkan volatilitas nilai tukar yang mempersulit perdagangan internasional dan investasi. Ketidakpastian Pasar: Investor global mungkin menghindari risiko, yang dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi global. 2. Perdagangan Internasional Terganggu Defisit dan Surplus Perdagangan: Jika sala...