Laporan kinerja Bank Rakyat Indonesia (BBRI) untuk tahun fiskal 2024 (FY24) menunjukkan laba bersih yang stagnan (flat y-y) sesuai ekspektasi. Meskipun laba tidak mengalami pertumbuhan signifikan, operasional bank tetap solid , dengan pertumbuhan Pendapatan Operasional Sebelum Pencadangan (PPOP) naik 13% y-y . Namun, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan, terutama di segmen mikro dan ultra-mikro yang mengalami tekanan akibat tingginya kredit macet (NPL) dan meningkatnya biaya pencadangan kredit (CoC). Dalam artikel ini, kita akan membahas kinerja BBRI secara detail serta peluang dan tantangan yang akan dihadapi bank ke depan. 1. Ringkasan Kinerja Keuangan BBRI FY24 Laba Bersih (Net Profit) Stagnan Laba bersih FY24 sebesar Rp 60,2 triliun, tetap dibandingkan tahun sebelumnya. Penyebab utama stagnasi adalah peningkatan write-off kredit macet di segmen mikro dan ultra-mikro. Pendapatan Operasional Naik 13% Pendapatan operasional sebe...
Pasar keuangan kembali mengalami volatilitas setelah data inflasi AS terbaru menunjukkan kenaikan yang lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini memicu penguatan dolar AS dan kenaikan yield obligasi, menandakan bahwa pasar kini mulai meragukan kemungkinan pemangkasan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed) dalam waktu dekat. Dengan pasar kini memperkirakan hanya 25 basis poin (bps) pemangkasan hingga Desember, muncul pertanyaan besar: Apakah The Fed akan tetap pada rencananya atau justru harus mempertahankan suku bunga lebih lama? Potensi Gelombang Inflasi Kedua Grafik di atas menunjukkan pola yang mirip dengan inflasi di era 1970-an, di mana inflasi sempat turun lalu kembali naik. Pasar kini melihat kemungkinan 25% peluang kenaikan suku bunga jika tren kenaikan inflasi ini berlanjut. Apa yang Terjadi dengan Inflasi AS? Data terbaru menunjukkan inflasi AS lebih tinggi dari yang diperkirakan. Ini mengejutkan banyak analis yang sebelumnya berharap bahwa inflasi akan ter...