AS BERSIAP MASUK KE ARENA PERANG (KONFLIK ISRAEL - IRAN)
S rencana mau join war. Ini yang bikin market ikut volatile. Serangan udara antara Israel-Iran masih berlanjut, pasar khawatir AS dan negara-negara lain akan terlibat dalam perang tersebut. Pasar cemas akan terganggunya rantai pasokan sejumlah komoditas energi, khususnya minyak dan gas.
Pasar berharap akan ada negosiasi antara AS-Iran dan Uni Eropa-Iran.
Mengapa Federal Reserve (The Fed) merasa yakin dapat menahan suku bunga tetap (on hold) laporan J.P. Morgan (19 Juni 2025)
The Fed percaya diri menahan suku bunga karena: Kondisi makro masih stabil (growth & labor), Inflasi melambat meskipun masih tinggi, Suku bunga sudah cukup restriktif.
The Fed ingin mempertahankan citra sebagai pejuang inflasi, terutama di hadapan Kongres dan pasar. Mereka tidak ingin terlihat terlalu cepat menyerah dalam pengetatan, meski ada tekanan keuangan dan defisit fiskal yang membesar di AS.
Dari Mei ke Juni, The Fed berubah nada menjadi lebih waspada. Inflasi dikatakan “modest at best” (paling bagus pun hanya sedikit membaik), tanpa adanya kebijakan baru atau wacana QE. Ini membuat pasar, terutama obligasi negara berkembang, merasa kecewa.
Konflik IRAN vs ISRAEL ditambah The Fed masih hawkish membuat market kurang doping lesu. Belum ada katalis atau story positif kuat