Danantara sebagai thematic key driver yang dapat menjadi “swing factor” bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 2–3 tahun ke depan. Dengan kata lain, Danantara bisa menjadi katalis yang mengubah arah ekonomi nasional —bukan hanya melalui proyek investasi, tetapi juga melalui reformasi BUMN, efisiensi fiskal, dan arus pembiayaan global. Berikut analisa lengkapnya. 1. Modal Besar yang Selama Ini “Mengendap”, Siap Bergerak di 2026 Pada tahun 2025, sekitar USD 5 miliar dividen BUMN tidak masuk ke Kementerian Keuangan, tetapi ditampung oleh Danantara. Kondisi ini, ditambah lemahnya penerimaan pajak, membuat ruang fiskal pemerintah semakin sempit. Namun efek sampingnya: Likuiditas besar menumpuk di neraca Danantara , menunggu saat untuk dialokasikan. Kami memperkirakan bahwa pada 2026 , Danantara akhirnya akan mulai menyalurkan modal dalam jumlah besar , mencapai: USD 12–15 miliar yang berasal dari: Dividen BUMN 2025 Penjualan...
Selama dua tahun terakhir, pasar saham Asia dipenuhi narasi “AI adalah segalanya”. Dari Taiwan hingga Korea, euforia AI mendorong valuasi melonjak dan membuat investor global menumpuk posisi di sedikit nama besar—bahkan rata-rata portofolio Asia memiliki 10% hanya di satu saham: TSMC . Namun menurut Rikopedia tahun 2026 justru menjadi titik balik: rotasi keluar dari crowded trades AI dan masuk ke pasar yang undervalued seperti India dan Indonesia . AI: Antara peluang besar & tanda-tanda kejenuhan Euforia AI memiliki kemiripan dengan dot-com boom tahun 2000. Grafik di atas menunjukkan bahwa rally AI Asia saat ini mirip dengan pola Nasdaq saat puncak gelembung teknologi. Perbedaannya? Perusahaan AI sekarang lebih matang dan profitabel—TSMC, NVIDIA, Hynix bukanlah eToys. Namun tetap saja, ruang untuk menambah posisi sudah sangat sempit . Banyak fund manager sudah overweight maksimal. Di saat yang sama, hanya 3% konsumen global yang membay...