Ketika euforia pasar masih menari di atas nama Artificial Intelligence , Bank of America menyebut kondisi keuangan global kini sedang mengalami “ Hypertension ” tekanan darah tinggi di pasar modal. Semuanya terlihat normal di luar: saham-saham AI mencetak rekor, Nasdaq masih kuat, dan imajinasi investor masih dipenuhi narasi masa depan digital. Namun di bawah permukaan, tekanan likuiditas mulai meningkat, aliran kas menyempit, dan tanda-tanda awal gelembung mulai muncul. AI Supercycle: Antara Inovasi dan Ketamakan Spread obligasi korporasi raksasa teknologi — Amazon, Microsoft, Meta, Google, dan Oracle — mulai melebar. Artinya? Investor mulai menuntut premi risiko lebih tinggi untuk memegang utang perusahaan yang selama ini dianggap “tak terkalahkan”. Perusahaan-perusahaan besar ini sedang memasuki AI arms race perlombaan membangun pusat data, chip, dan infrastruktur AI bernilai ratusan miliar dolar. Namun masalahnya, cash flow tak lagi cukup menutupi capex. Dalam 7 minggu...
Rikopedia Research
Analisis Saham Menggunakan Pendekatan Teknikal, Fundamental, dan Makroekonomi