Trade Deals = Temporary Ceasefires Kesepakatan dagang yang kemungkinan bakal diumumkan AS bukanlah solusi jangka panjang, melainkan lebih mirip “gencatan senjata sementara” yang tidak menyelesaikan akar permasalahan perdagangan dan pertumbuhan global. Trade agreements sejatinya memerlukan negosiasi bertahun-tahun. Yang saat ini terjadi lebih mirip kesepakatan jangka pendek demi menenangkan pasar, bukan solusi permanen. Investor perlu bersiap dengan risiko fluktuasi tinggi, EPS melambat, dan kebijakan proteksionisme global. Untuk jangka pendek, pasar mungkin merespon positif, namun fundamental belum berubah. Cash ratio (rasio cash fund manager) turun ke level 6.0% ya. Semakin rendah cash ratio, berarti semakin besar porsi dana yang telah dialokasikan ke aset investasi.
Pembayaran utang salah satu faktor yang menyebabkan rupiah sulit menguat. Terutama pada Januari 2025, Indonesia mengalami pembayaran utang denominasi dolar yang luar biasa besar, sekitar USD 7 miliar, dan diperkirakan pada Mei 2025, jumlah pembayaran utang akan lebih besar, sekitar USD 9 miliar. Pembayaran utang yang besar menjadi berkontribusi pada permintaan tinggi terhadap dolar AS, sehingga menambah tekanan pada kurs Rupiah. Selain itu di Q2 tahun ini CAD diperkirakan akan melebar, terutama disebabkan oleh pembayaran dividen yang meningkat pada periode April hingga Juni. Pembayaran dividen untuk perusahaan yang dimiliki oleh investor asing akan menyebabkan aliran keluar modal (outflow) yang besar. Pembayaran dividen dan pembayaran utang luar negeri akan membebani Rupiah :)