Industri emas Indonesia memasuki periode penuh tantangan. Insiden operasional di tambang Grasberg milik PT Freeport Indonesia (PTFI) mengganggu suplai emas nasional, sementara regulasi impor masih ketat. Namun di tengah kondisi yang berpotensi menekan pasar, PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA IJ) justru menunjukkan performa yang semakin kuat. HRTA tetap resilien , mencetak pertumbuhan volume tinggi, ASP yang naik signifikan, serta mampu mempertahankan profitabilitas meski pasokan emas domestik menurun. Performa Q3 2025: Melaju di Saat Pasar Mengendur HRTA menutup kuartal III-2025 dengan hasil yang mengesankan: 🔥 Lonjakan Pendapatan & Volume Pendapatan 3Q25: IDR 10,1 triliun +22,7% QoQ +100,9% YoY Total pendapatan 9M25 mencapai IDR 25,2 triliun (+89,6% YoY) → Sudah memenuhi 86,6% dari proyeksi MNCS untuk FY25E. 📈 Penjualan Emas: Volume & ASP Naik Bersamaan Volume penjualan 3Q25: 5,9 ton (+33,8% QoQ / +46,9% YoY) 9M25: 14,7 ton (+29% Y...
Industri broadband Indonesia sedang memasuki fase akselerasi besar, dan PT Sinergi Inti Andalan Prima Tbk (INET) muncul sebagai salah satu pemain yang paling agresif bertransformasi. Dari sebelumnya hanya dikenal sebagai penyedia konektivitas niche, kini INET bergerak menjadi perusahaan broadband-infrastructure terintegrasi dengan tiga pilar utama: FTTH contracting di Jawa , Wi-Fi 7 berkecepatan tinggi di Bali–Lombok , dan proyek kabel bawah laut Jakarta–Singapura . Dengan strategi ekspansi yang masif dan pendanaan besar melalui rights issue, INET bersiap memasuki era hyper-growth yang dapat mengubah peta industri internet Indonesia. 1. Kekuatan Utama: Bisnis FTTH Contractor di Jawa Lewat anak usaha PT Internet Anak Bangsa (IAB) , INET menjadi kontraktor utama proyek 2.5 juta homepass milik WIFI. Targetnya: 500–700 ribu homepass dibangun setiap tahun 2 juta homepass dicapai pada 2028 1,7 juta pengguna aktif Dua sumber pen...