Outlook Ekonomi 2025: Dampak Kebijakan Trump dan Tarif Perdagangan
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi AS
Pemerintahan Trump kedua diprediksi akan membawa tarif yang lebih tinggi terhadap China dan industri otomotif, kebijakan imigrasi yang lebih ketat, pemangkasan pajak baru, serta pelonggaran regulasi. Langkah-langkah ini diyakini mampu mendorong ekonomi AS tumbuh sebesar 2,5% pada 2025, melampaui konsensus pasar dan pertumbuhan negara maju lainnya. Namun, risiko terbesar muncul dari tarif besar-besaran yang dapat menekan laju pertumbuhan.
Penurunan Prospek Ekonomi Eropa dan China
Ekonomi zona Euro diperkirakan tumbuh hanya 0,8% pada 2025, lebih rendah dari konsensus karena hambatan struktural yang sedang berlangsung dan ketidakpastian kebijakan perdagangan. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan China direvisi turun menjadi 4,5%, dipengaruhi oleh tarif AS yang lebih tinggi meskipun kebijakan domestik yang lebih longgar diharapkan membantu.
Inflasi dan Kebijakan Moneter
AS: Inflasi indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) diperkirakan mencapai 2,4% di akhir 2025, sedikit lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya sebesar 2%.
Zona Euro: Inflasi diperkirakan turun ke 2% pada 2025, dengan risiko kenaikan lebih rendah karena lingkungan perdagangan yang lebih luas.
Bank Sentral: Federal Reserve (Fed) kemungkinan akan menurunkan suku bunga lebih lanjut hingga mencapai kisaran 3,25%-3,5%. Bank Sentral Eropa (ECB) juga diperkirakan memangkas suku bunganya menjadi 1,75%, sedangkan Bank of Japan akan mempertahankan suku bunganya di 0,75%.
Dampak Perdagangan Global
Peningkatan ketegangan dalam perang dagang global diperkirakan akan mendukung penguatan dolar AS tetapi memberikan tekanan pada pertumbuhan global. Ketidakpastian ini juga memengaruhi kinerja ekuitas AS, yang meskipun menjanjikan imbal hasil jangka panjang, menghadapi risiko besar dari pelemahan ekonomi mendadak.
Kesimpulan
Tarif perdagangan yang lebih tinggi di bawah pemerintahan Trump dapat memberikan manfaat jangka pendek bagi ekonomi AS tetapi menciptakan tantangan besar bagi pasar global. Skenario ini menggarisbawahi pentingnya kebijakan yang lebih ramah korporasi untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi.