Langsung ke konten utama

Amerika Sedang Menuju Krisis Utang Terburuk. Kenapa Tidak Ada yang Panik?

 

Amerika Sedang Menuju Krisis Utang Terburuk. Kenapa Tidak Ada yang Panik?

Amerika Sedang Menuju Krisis Utang Terburuk. Kenapa Tidak Ada yang Panik?


Menyebut krisis utang Amerika sebagai sebuah “kejutan” sama saja seperti berpura-pura kaget saat kembang api meledak.


Tanda-tandanya sudah jelas. Angkanya transparan. Matematikanya sederhana. Namun di Washington, semuanya berjalan seperti biasa. Tak ada rasa urgensi.



Utang Sudah Lewat Batas Bahaya


Hingga hari ini, utang nasional AS telah menembus $36 triliun. Angka itu terus naik setiap detik.


Meskipun Kongres belum secara resmi menaikkan plafon utang (debt ceiling), kita semua tahu akhirnya mereka akan melakukannya. Mereka selalu melakukannya.


Dan saat itu terjadi, laju utangnya akan semakin cepat.


Yang lebih mengejutkan? Hanya untuk membayar bunga utang, AS sudah menghabiskan lebih dari $1 triliun per tahun—itu lebih dari 20% seluruh penerimaan pajak.


Sebelum satu dolar pun digunakan untuk pendidikan, infrastruktur, atau kesehatan.


Puncak Krisis: Tahun 2033


Inilah bagian paling menakutkan: Pada 2033, utang AS diproyeksikan menyentuh minimal $55 triliun.


Saat itu, lebih dari 40% pendapatan pajak hanya akan habis untuk membayar bunga.


Di tahun yang sama, dana cadangan terbesar Social Security akan habis. Artinya, jutaan warga Amerika yang selama ini mengandalkan dana pensiun akan langsung mengalami pemotongan manfaat.


Strategi Pemerintah? Mencetak Uang Sebanyak-banyaknya


Apakah ada rencana untuk mengatasi semua ini? Jawabannya tidak ada.


Kecuali jika kita mau menganggap “mencetak uang puluhan triliun dolar” sebagai sebuah strategi.


Saat situasi mendesak, pemerintah akan melakukan hal yang sama seperti sebelumnya:

menekan Federal Reserve untuk menciptakan uang baru dari ‘udara kosong’ demi menjaga sistem tetap berjalan.


Namun itu akan memicu mimpi buruk paling ditakuti semua keluarga: inflasi liar.


Harga-harga melambung. Tabungan menguap. Kepercayaan terhadap dolar pun hancur.


Utang Baru Terus Menggunung


Saat ini saja, Washington butuh meminjam $2 triliun per tahun hanya untuk bertahan.


Namun itu baru separuh masalah.


Dalam 12 bulan ke depan, hampir $9 triliun utang lama akan jatuh tempo.

Ini adalah utang yang sebenarnya sudah lama digunakan, tapi kini jatuh tempo dan harus dibayar.


Tentu saja, pemerintah tidak punya uang untuk membayarnya.


Solusinya?

Pinjam lagi.


Tahun ini saja, pemerintah AS harus menerbitkan utang sebesar $11 triliun:


$9 triliun untuk melunasi utang lama.

$2 triliun untuk menutup defisit baru.

Bayangkan, $11 triliun dalam setahun.


Permintaan Obligasi AS Semakin Menipis


Untuk mencapai target itu, AS membutuhkan permintaan besar atas surat utangnya (Treasuries).


Namun faktanya, permintaan itu justru menghilang.


Para pembeli asing yang dulu menjadi andalan pendanaan utang AS kini mulai mundur cepat.

Mereka justru menjual Treasury dan membeli emas.


Mereka melihat “tanda-tanda kehancuran” dan tak ingin terjebak dalam krisis ini.


Siapa yang bisa menyalahkan mereka?


Coba pikir:

Apakah kamu mau meminjamkan uang pada orang yang sudah menguras semua kartu kreditnya dan tetap hidup mewah seolah tak terjadi apa-apa?


Itulah Washington saat ini berpura-pura bahwa defisit triliunan dolar bukan masalah besar, padahal fondasi ekonomi mereka mulai runtuh.



Solusi Sebenarnya Sangat Sederhana, Tapi Sulit: Dewasa Dalam Mengelola Negara


Jika Washington ingin menarik kepercayaan investor lagi dan menyelamatkan ekonomi, mereka hanya perlu berperilaku dewasa: Kurangi belanja negara. Ambil keputusan sulit. Tunjukkan bahwa mereka mampu memerintah secara bertanggung jawab.


Sayangnya, untuk saat ini, mereka tidak melakukan satupun dari itu.


Kalau krisis ini terjadi, dampaknya bukan hanya ke AS. Seluruh dunia bisa ikut goyah.


Mayoritas orang tidak peduli terhadap risiko ini selama semuanya terlihat stabil. Namun begitu dampaknya mulai terasa baru orang-orang tersadar. Sayangnya, saat itu bisa jadi sudah terlambat untuk bertindak dengan tenang.


Gold : Emas disarankan sebagai “safe haven” karena sering menjadi pelindung nilai saat krisis dolar atau inflasi tinggi.


Cara join membership Rikopedia klik di sini


Postingan populer dari blog ini

Membership Rikopedia

Selamat datang di halaman registrasi membership Rikopedia. Dengan join membership anda akan mendapat bimbingan trading saham dan update informasi yang berkualitas via group WhatsApp.  Kinerja Portofolio Rikopedia dan testimoni member klik  di sini Fasilitas membership detailnya sebagai berikut : Update saham yang masuk dan keluar portofolio Rikopedia .  Fokus trading 3-5 saham.  Analisa saham secara teknikal, fundamental & analisa makro. Update news, Sentimen, Trading plan, Money & risk management. Sharing ilmu dan strategy trading saham berdasarkan pengalaman Rikopedia sejak tahun 2008. Member bisa diskusi dan konsultasi portofolio. Biaya membership Rp. 500,000/ Bulan. Bagi anda yang berminat join membership dapat melakukan transfer ke rekening di bawah ini: 1. Bank Mandiri 1440013474108 Rikosiwi sandi Saputro. 2. Bank BCA 7915239226 Rikosiwi sandi Saputro. Membership akan terhitung dari mulai tanggal konfirmasi pembayaran diterima dan ...

Portofolio Rikopedia dan Testimoni Member

Screenshot salah satu portofolio Rikopedia dengan modal awal 500 juta Kinerja Tahun 2018 Kinerja Tahun 2019 Januari February Maret April Mei Juni July  Agustus  September Oktober November  Desember Kinerja Tahun 2020 Tanggal 11 Mei akumulasi BBRI 2250 lot harga 2630 Trading SCMA 27-28 Mei 2020  Tanggal 4 Juni 2020 profit 36 juta dari BBNI Profit 68 Juta dari saham BBNI Profit 37 juta dari saham ELSA Profit 40 juta tanggal 19 Juni 2020  Profit 61 Juta tanggal 3 July 2020                                      Tanggal 19 Oktober 2020 Rikopedia beli BSDE 18361 lot November 2020 Desember 2020 Kinerja Tahun 2021 Januari 2021 Trading ELSA 27 Januari 2021 Bulan February profit 268 juta Bul...