Kinerja keuangan Bank Rakyat Indonesia (BBRI) pada sembilan bulan pertama 2025 menunjukkan sinyal pemulihan setelah tekanan di semester pertama. Meskipun laba bersih masih turun secara tahunan, kinerja kuartalan menunjukkan tren positif yang dapat menjadi titik balik menjelang akhir tahun.
Earnings Mulai Pulih Setelah Tekanan Awal Tahun
BBRI mencatat laba bersih 9M25 sebesar Rp40,8 triliun, turun 10% YoY, namun berhasil rebound 15% QoQ menjadi Rp14,5 triliun pada 3Q25. Pemulihan ini didorong oleh dua faktor utama:
- Penurunan beban pencadangan (provision expense), dan
- Efisiensi pajak pada kuartal ketiga.
Selain itu, Pre-Provision Operating Profit (PPOP) masih solid di Rp86,7 triliun, hanya turun 4% YoY. Mandiri Sekuritas mencatat, dengan pencapaian laba ini, BBRI telah merealisasikan 73% dari target laba FY25, menunjukkan potensi untuk mengejar sisa target di kuartal terakhir.
Pertumbuhan Kredit Masih Terjaga
Total kredit BBRI per September 2025 tumbuh 6% YoY menjadi Rp1.438 triliun, dengan kontribusi utama berasal dari anak perusahaan seperti Pegadaian, PNM, dan Raya. Menariknya, pertumbuhan kredit anak usaha mencapai 17% YoY, memperkuat posisi BBRI sebagai kelompok keuangan mikro terbesar di Indonesia.
Sementara itu, rasio LDR (Loan to Deposit Ratio) masih dalam batas sehat di 97,5%, menunjukkan kemampuan likuiditas yang kuat untuk mendukung ekspansi kredit berikutnya.
Perbaikan Struktur Pendanaan: CASA Kian Dominan
Struktur pendanaan BBRI terus membaik dengan pertumbuhan dana murah (CASA) sebesar 14% YoY, mendorong CASA ratio naik ke 67,7% dari 64,2% tahun sebelumnya. Kenaikan ini menjadi faktor utama yang menjaga efisiensi biaya dana (cost of fund), bahkan ketika suku bunga global masih relatif tinggi.
Dengan komposisi CASA yang kuat, NIM (Net Interest Margin) BBRI relatif stabil di 7,73% selama 9M25, dan bahkan meningkat menjadi 7,79% di 3Q25, naik dari 7,68% pada kuartal sebelumnya.
Kualitas Aset Terjaga di Tengah Tekanan Makro
Walaupun rasio NPL (kredit bermasalah) sedikit naik ke 3,29% (dari 3,23% di 2Q25), kualitas portofolio kredit secara keseluruhan tetap terkontrol:
- Rasio kredit dalam perhatian khusus (SML) membaik ke 4,96%, turun 34 bps YoY,
- Loan at Risk (LAR) stabil di 11,1%,
- Cost of credit menurun ke 2,9% di 3Q25, sejalan dengan panduan manajemen 3,0–3,2%.
Perbaikan ini menunjukkan strategi kehati-hatian BBRI dalam menjaga neraca tetap sehat sekaligus meningkatkan kualitas penyaluran kredit.
Fokus Penguatan Mikro dan Digitalisasi
Pertumbuhan kredit mikro masih melambat karena BBRI tengah melakukan peningkatan sistem penilaian kredit dan manajemen risiko. Perlambatan ini bersifat sementara. Manajemen menargetkan, setelah penyempurnaan sistem, pertumbuhan kredit mikro dapat kembali ke level 9–10% per tahun, meski belum kembali ke kisaran 10–15% seperti era pra-pandemi. Secara paralel, BBRI terus memperkuat funding base dan digital capability untuk memperluas aktivitas transaksi nasabah ritel dan korporasi. Strategi ini diharapkan meningkatkan efisiensi operasional dan memperkokoh posisi BBRI sebagai bank dengan ekosistem keuangan mikro paling komprehensif.
Dividen dan Kapitalisasi yang Kokoh
Dengan ROE kuartalan mencapai 17,9% dan capital adequacy ratio (CAR) tetap tinggi di 25,4%, BBRI menunjukkan kapasitas kuat untuk mempertahankan kebijakan dividen yang atraktif. Mandiri Sekuritas memperkirakan dividend yield BBRI bisa mencapai 9–10% dalam dua tahun ke depan, menjadikannya salah satu saham perbankan dengan potensi imbal hasil tertinggi di Asia Tenggara.
Pemulihan laba, efisiensi biaya dana, dan fundamental yang tetap solid di tengah ketidakpastian makro menjadikan BBRI salah satu kandidat utama untuk memimpin rebound sektor perbankan Indonesia menjelang 2026.
Kesimpulan
Dengan struktur dana yang efisien, kualitas aset yang terjaga, serta fokus pada penguatan digital dan ekosistem mikro, BBRI berhasil menunjukkan ketahanan dan kesiapan memasuki fase pertumbuhan baru. kami melihat bank ini bukan hanya sebagai dividend play, tetapi juga sebagai pilar utama pemulihan ekonomi nasional di tahun mendatang.
