Pada Mei 2025, Board of Governors dari Federal Reserve System Amerika Serikat menerbitkan Financial Accounting Manual for Federal Reserve Banks yang menempatkan revaluasi emas sebagai topik utama. Ini menandakan adanya persiapan untuk kemungkinan revaluasi resmi atas sertifikat emas U.S. yang dipegang oleh The Fed. Jika terjadi, langkah ini bisa mengubah wajah kebijakan fiskal global.
🇺🇸 Revaluasi Sertifikat Emas AS Bisa Terjadi Kapan Saja
Sertifikat emas memungkinkan Departemen Keuangan AS untuk “monetisasi emas” tanpa perlu memindahkan fisik emas tersebut. Caranya? Dengan melakukan penyesuaian akuntansi terhadap saldo di Federal Reserve Bank. Jika harga emas berubah, nilainya disesuaikan. Namun, sejak tahun 1973, harga resmi emas AS tetap di $42,22 per ons—jauh di bawah harga pasar saat ini yaitu $3.350/oz!
⚡ Kekuatan Tersembunyi di Balik Revaluasi Emas
Bayangkan ini: jika harga resmi dinaikkan ke harga pasar saat ini ($3.350/oz), maka nilai 261 juta oz emas bisa menghasilkan lebih dari $860 miliar dalam keuntungan yang belum terealisasi. Ini akan memperkuat posisi fiskal Departemen Keuangan AS tanpa perlu cetak uang atau menambah utang. Sebuah senjata keuangan yang sangat kuat.
🌟 Peluang Emas untuk Indonesia: Saatnya Tambang Kita Bersinar
Di tengah ketidakpastian global, revaluasi emas bisa menjadi angin segar bagi industri emas Indonesia. BRMS (Bumi Resources Minerals) disebut sebagai saham pilihan utama. Didukung oleh kepemilikan grup Salim dan cadangan emas melimpah, BRMS siap melesat. Dua alasan utama:
Potensi dari Gorontalo Minerals – Jika proyek ini terbukti sebagai tambang tembaga-emas porfiri besar, nilainya bisa meroket.
Revaluasi Masa Depan – Nilai sebenarnya bukan pada laba sekarang, tapi pada posisi strategis BRMS jika terjadi ketegangan moneter atau krisis utang global.