Sektor properti Indonesia mengalami tahun yang sangat volatil akibat ketidakpastian antara narasi pemotongan suku bunga (rate cuts) dan permintaan yang lemah (weak demand). Namun, memasuki kuartal keempat 2025, J.P. Morgan menilai optimisme mulai meningkat, karena dua faktor utama.
1. Pemotongan suku bunga (rate cuts) yang mulai diiringi dengan perbaikan likuiditas. J.P. Morgan memperkirakan siklus moneter Indonesia akan kembali melunak, dengan potensi dua kali pemangkasan suku bunga BI tambahan (masing-masing 25 bps) pada Oktober dan November.
2. Perpanjangan insentif PPN 100% hingga Desember 2027 — periode terpanjang sejauh ini — yang berpotensi mendorong penjualan rumah baru.
Valuasi saham properti masih atraktif, dengan PWON dan CTRA diperdagangkan di diskon 63–73% terhadap NAV dan sekitar 7x forward PER.
“Light at the end of the tunnel — optimism for Indonesia property is finally returning, driven by easing monetary policy and extended VAT incentives.”