Selama 15 tahun terakhir, pasar saham Amerika Serikat (AS) menikmati masa keemasan yang panjang. Indeks S&P500 terus mengungguli pasar global, dipimpin oleh kekuatan besar seperti Magnificent Seven (Mag-7) – yaitu Apple, Microsoft, Alphabet, Amazon, Meta, Nvidia, dan Tesla. Namun kini, tanda-tanda mulai muncul bahwa tren dominasi AS tersebut bisa berubah.
3 Pilar Kekuatan AS yang Mulai Bergeser
1. Ketergantungan pada Mag-7.
Lebih dari 40% keunggulan pasar AS sejak 2010 berasal dari Mag-7. Namun, dengan adopsi AI yang semakin luas dan demokratisasi teknologi, keunggulan ini mulai terkompresi. Selain itu, struktur pasar AS yang terlalu terkonsentrasi—dimana 10 perusahaan terbesar menguasai 34% kapitalisasi pasar—membuatnya rentan terhadap koreksi, apalagi jika pasar tenaga kerja melemah atau terjadi resesi.
PDB AS diperkirakan mengalami kontraksi pada paruh kedua 2025: Q2’25: -0.5% & Q3’25: -0.5%.
Pelemahan ekonomi AS bisa menjadi risiko besar bagi saham teknologi besar seperti Mag-7 (Apple, Microsoft, dsb), yang sangat bergantung pada belanja iklan dan konsumsi dua sektor yang sensitif terhadap siklus ekonomi.
2. Kekuatan Dolar yang Mulai Melemah
Dolar AS selama ini berfungsi sebagai “safe haven”, menopang performa aset-aset AS. Namun, Perbedaan suku bunga riil antara AS dan negara maju lain (Jerman, Jepang, Inggris, Australia) mulai menyempit ini menunjukkan tidak ada lagi “keunggulan” suku bunga AS yang besar. Dampaknya investor global mungkin tidak lagi memandang USD sebagai aset aman (“safe haven”) yang menarik. Jika USD melemah akan memberi angin segar bagi pasar internasional, khususnya Eropa dan Emerging Markets (EM).
Eurozone (-54%) dan EM (-37%) memiliki korelasi negatif tinggi terhadap DXY. Jika USD terus melemah, maka pasar internasional (terutama Eurozone dan EM) akan diuntungkan.
3. Keterbatasan Fiskal AS
AS kini terbebani oleh defisit fiskal besar-besaran dan utang yang telah mencapai lebih dari $36 triliun. Sementara itu, Eropa dan China justru sedang mengadopsi stimulus fiskal yang lebih ekspansif, membalikkan situasi dari dekade sebelumnya.
Sementara Itu, Eropa &China Justru Berbenah
China dan Pasar Ekspor eropa. Meski pertumbuhan China melambat dalam beberapa tahun terakhir, potensi stimulus dan stabilisasi ekonomi bisa memberikan efek domino positif bagi ekspor Eropa. Negara seperti Jerman yang sangat bergantung pada pasar China bisa mendapat dorongan besar.
Fiskal Jerman yang Lebih Longgar. Revisi terhadap “debt brake” Jerman membuka ruang stimulus hingga 5% dari PDB. Investasi infrastruktur, pertahanan, dan iklim akan mendorong pertumbuhan regional yang lebih kuat dalam beberapa tahun mendatang.
Keamanan Energi Membaik. Penurunan harga gas alam dan potensi perdamaian Rusia-Ukraina menjadi katalis positif bagi industri Eropa, khususnya sektor manufaktur dan kimia.
Join membership Rikopedia untuk dapat data dan info yang lebih menarik klik disini