The Fed tidak mengumumkan QE. Tapi pasar merasakannya.
The Fed kembali membeli US$43.6 miliar obligasi AS dalam 4 hari, terutama setelah lelang Treasury (UST) pada 9 Mei gagal. Pembelian ini tidak diberi label “QE”, tapi efeknya jelas yield 30Y yang sebelumnya naik ke 5.2% langsung turun.
Permintaan investor asing terhadap obligasi AS terus melemah. Jepang, China, Timur Tengah kini lebih hati-hati atau sibuk dengan masalah domestik.
China Mundur dari Peran Lama
China sedang menghadapi krisis properti, outflow modal, dan tidak lagi menjadi penyeimbang global.
AS Butuh “Buyer of Last Resort”. Dengan bunga tinggi, utang besar, dan politik yang macet, tak ada yang sanggup menyerap obligasi AS kecuali The Fed.
Ketika The Fed mulai “longgar” or QE, Pergerakan dana global akan mulai keluar dari aset berbasis dolar dan masuk ke aset negara berkembang (EM), CRYPTO dan EMAS.
Dana asing pelan2 masuk IHSG lagi. Rupiah stabil, yield turun, dan suku bunga domestik longgar adalah kondisi ideal untuk IHSG masuk fase bullish. Silent pivot The Fed = angin segar untuk emerging markets.
Jepang sebagai pemegang obligasi terbesar AS mengalami masalah di pasar obligasi dalam negerinya. Untuk menstabilkan pasar obligasi kemungkinan besar Jepang akan mengurangi posisi di UST.
China juga mengurangi posisi UST. China sedang menghadapi krisis properti, outflow modal.
The Fed akan dipaksa buat membeli utang AS (buyer of last resort) or QE lagi…
karena tidak ada alternatif lain untuk menyerap utang AS selain The Fed.
Jika tidak ada yang membeli utang AS = risiko fiskal melonjak.
China jepang dibuat sibuk masalah dalam negerinya sendiri. Perumpamaan simplenya urusan sendiri saja banyak masalah disuruh ngutangin orang :)
The Fed akan dipaksa buat QE untuk menyerap utang AS. Menjaga yield tetap rendah & menjaga kredibilitas pasar utang AS.
Dampak QE : Emas, Crypto, Saham, Komoditas bakal bullish