Di tengah tantangan iklim global dan desakan transisi energi bersih, Indonesia akhirnya melangkah lebih jauh. Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034 yang baru saja dirilis menjadi sinyal kuat: 76% dari kapasitas pembangkit baru sebesar 69,5 GW akan berasal dari energi terbarukan. Tapi, apakah ini cukup?
🌱 Fokus Baru: Surya, Angin, dan Geothermal
Pemerintah menargetkan:
17,1 GW tenaga surya
11,7 GW tenaga air
7,2 GW tenaga angin
5,2 GW geothermal
6 GW sistem penyimpanan energi (BESS)
Yang menarik, 73% dari proyek ini akan dikerjakan oleh sektor swasta (IPP). Ini mengisyaratkan makin terbukanya ruang investasi dan persaingan sehat di industri energi.
🧱 Masih Ada Tantangan: Batu Bara Belum Pergi
Meski arah kebijakannya mendukung Net Zero Emission (NZE) 2060, RUPTL masih menyisakan:
6,3 GW PLTU baru, dan
10,3 GW pembangkit gas
Ini bertolak belakang dengan komitmen Just Energy Transition Partnership (JETP), yang ingin menghentikan PLTU mulai 2030. Ketidakkonsistenan ini mengundang pertanyaan: apakah kita serius?
🔋 Super Grid: Kunci Distribusi Energi Masa Depan
Salah satu kendala utama energi terbarukan adalah distribusi lintas pulau. Karena itu, pemerintah merancang Super Grid nasional sepanjang 47.800 km, menghubungkan Sumatra–Jawa, Sulawesi, Kalimantan, hingga Papua dan Nusa Tenggara. Target besar ini akan dijalankan bertahap, dimulai pada 2031 hingga pasca-2040.
🌍 Indonesia Jadi Eksportir Listrik Hijau?
Fakta mengejutkan: Indonesia akan mengekspor 3,4 GW energi hijau ke Singapura mulai 2035.
Nilai investasinya bisa mencapai USD 52,7 miliar, menciptakan 400.000+ lapangan kerja.
Beberapa pemain lokal yang sudah mengamankan lisensi ekspor:
Medco (0,6 GW)
Adaro (0,4 GW)
EDP, Keppel, Shell–Vena, Total–RGE
🔥 Siapa Diuntungkan?
🔹 ADRO (Adaro)
Lewat Alamtri Solar, Adaro bertransformasi dari batu bara ke energi bersih dengan ekspansi besar di proyek ekspor ke Singapura.
🔹 MEDC (Medco)
Lewat Pacific Medco Solar, mereka akan jadi pemain utama dalam energi surya ekspor. Tak hanya hulu migas, kini Medco ikut bermain di panggung energi terbarukan regional.
🔹 PGEO & BREN
Dua raksasa panas bumi yang kini menguasai hampir 70% kapasitas terpasang nasional. Kunci jika pemerintah serius memperbesar porsi geothermal.
💡 Insight: Transisi Energi Butuh Kejelasan, Bukan Janji
Walau arah kebijakannya sudah tepat, konsistensi dan eksekusi masih jadi pekerjaan rumah. Perbedaan target antara RUPTL (56 GW) dan JETP (145 GW) menunjukkan adanya ketimpangan antara ambisi dan realisasi.
Namun jika sukses, Indonesia bukan hanya swasembada energi bersih—tapi juga menjadi pengekspor listrik hijau untuk Asia Tenggara.
✍️ Penutup: Jalan Panjang, Tapi Angin Sedang Bertiup
Energi terbarukan di Indonesia memang belum sempurna. Tapi arah angin sudah berubah. Bagi investor, pelaku industri, dan pembuat kebijakan, inilah saatnya melangkah lebih cepat—karena peluang energi bersih tak akan menunggu.
“The future is renewable. And Indonesia is getting ready to power it.”