Federal Reserve (The Fed) baru saja merilis Summary of Economic Projections (SEP) yang memperlihatkan arah kebijakan moneter dan kondisi ekonomi AS dalam jangka pendek hingga menengah. Berikut adalah ringkasan utama dari proyeksi tersebut.
1. Pertumbuhan Ekonomi Diperkirakan Melemah
Pada tahun 2025, proyeksi median pertumbuhan PDB riil hanya sebesar 1,4%, turun dari proyeksi sebelumnya di bulan Maret sebesar 1,7%. Meskipun pada 2026 dan 2027 diperkirakan naik menjadi masing-masing 1,6% dan 1,8%, angka ini tetap berada di bawah tren historis AS.
Artinya: The Fed memperkirakan pemulihan ekonomi yang lambat, kemungkinan karena efek pengetatan moneter sebelumnya dan ketidakpastian global.
2. Tingkat Pengangguran Cenderung Stabil Tinggi
Tingkat pengangguran diperkirakan mencapai 4,5% pada 2025 dan sedikit turun menjadi 4,4% pada 2027. Angka ini naik dari proyeksi sebelumnya dan berada di atas target jangka panjang sebesar 4,2%.
Implikasi: Pasar tenaga kerja diperkirakan mendingin, yang bisa mengurangi tekanan inflasi namun menekan daya beli.
3. Inflasi Mulai Terkendali, Tapi Belum ke Target
Inflasi berbasis PCE (Personal Consumption Expenditures) diproyeksikan mencapai 3,0% di 2025, dan turun ke 2,1% pada 2027, mendekati target jangka panjang 2,0%. Untuk inflasi inti (tanpa makanan dan energi), proyeksi tahun 2025 adalah 3,1%.
Artinya: Proses disinflasi sedang berjalan, namun belum sepenuhnya selesai.
4. Suku Bunga Tetap Tinggi Lebih Lama
The Fed memproyeksikan suku bunga acuan (federal funds rate) akan berada di 3,9% pada akhir 2025, lalu secara bertahap turun ke 3,4% di 2027. Namun angka ini masih lebih tinggi dari proyeksi jangka panjang yaitu 3,0%.
Kesimpulan: The Fed belum siap menurunkan suku bunga secara agresif dalam waktu dekat.
5. Risiko dan Ketidakpastian Tetap Tinggi
Laporan juga menyoroti bahwa proyeksi ini dikelilingi oleh ketidakpastian yang besar, terutama terkait inflasi dan pertumbuhan PDB. Sebagian besar peserta FOMC mengakui bahwa risiko pertumbuhan masih lebih besar ke sisi negatif (downside risk).
Apa Arti Semua Ini bagi Dunia?
Dengan inflasi yang mulai melandai namun ekonomi belum sepenuhnya pulih, The Fed mengambil sikap hati-hati. Dunia keuangan global, termasuk pasar negara berkembang seperti Indonesia, perlu mewaspadai efek suku bunga tinggi yang bertahan lebih lama terhadap arus modal dan nilai tukar.