Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2025

Bubble AI Kapan Pecah?

  Bank of America (BofA) melihat pola yang sangat konsisten dengan bubble-bubble besar 180 tahun terakhir (Railway 1840s, Dow 1920s, Nikkei 1980s, Nasdaq 1990s). Setiap lompatan teknologi besar hampir selalu berakhir dengan bubble. AI dinilai terlalu besar dampaknya untuk tidak menciptakan bubble. Pemicu Bubble Pecah secara historis selalu sama yaitu Pengetatan kondisi finansial (Rate naik, Yield tinggi, Likuiditas mengetat). Untuk sekarang belum ada tanda2 pemicu di atas karena suku bunga The Fed masih turun & The Fed baru mulai QE. Bubble mungkin masih bisa lanjut. Bubble belum pecah tapi sudah terlalu mahal

Pajak Ekspor Emas Resmi Berlaku: Tekanan untuk Miner, Peluang untuk Refinery

Pemerintah resmi menerapkan  pajak ekspor emas  melalui  PMK No. 80 Tahun 2025 , yang mulai  efektif per 23 Desember 2025 . Kebijakan ini menetapkan  bea keluar emas di kisaran 7,5%–15% , tergantung harga emas global dan bentuk produk yang diekspor.  Langkah ini menjadi  game changer penting  bagi sektor emas nasional—bukan hanya berdampak pada margin emiten tambang, tetapi juga  mengubah peta winners & losers  di industri emas Indonesia. Detail Kebijakan: Tarif Pajak Ekspor Emas Berdasarkan regulasi terbaru, tarif pajak ekspor emas ditentukan oleh: Harga emas acuan global Bentuk produk emas  (doré, bullion, granules, minted bars) Untuk emas  doré , tarif pajak bisa mencapai  15%  saat harga emas ≥ USD 3.200/oz. Sementara produk emas yang lebih “advanced” seperti minted bars dikenakan tarif lebih rendah, yakni  7,5%–10%. Formula perhitungannya cukup sederhana namun berdampak besar: Tarif x Kuantitas x Harga E...

BBRI Bagi Dividen Interim Jumbo 137 Rupiah, Lampaui Perkiraan Bloomberg

  Dividen interim BBRI 137 rupiah per lembar saham ya.. cum date 29 Desember. Lebih tinggi dari perkiraan bloomberg ya.  WINDOW DRESSING‼️ BBRI potensi menguji resistance upper channel kisaran level psikologis 4000

Saat Emas Mengalahkan Saham: Sinyal Ketidakpercayaan pada Sistem Keuangan

  Sejak akhir 2019, ada satu anomali besar di pasar keuangan global emas mengalahkan S&P 500 . Apa pesan pentingnya? Saham = aset risk-on (growth, optimism) Emas = aset defensif (hedge, fear, distrust terhadap fiat money) Jika emas mengalahkan saham dalam jangka panjang artinya Investor tidak sepenuhnya percaya pada stabilitas sistem & valuasi saham.

Asing Mulai Selektif: Profit Taking di SRBI, Akumulasi di Saham & SBN

  SRBI: Outflow Rp4,4 triliun (profit taking setelah inflow besar dua minggu sebelumnya) Saham: Inflow Rp1,1 triliun (net buy 8 minggu beruntun, total Rp23,1 triliun) Obligasi / SBN: Inflow Rp2,9 triliun (minggu ke-4 berturut-turut, total Rp7,0 triliun)

QE Sudah Dimulai

QE sudah dimulai ya..‼️ Asset Purchases Begin: Fed To Buy $8.2BN In Bills Friday; Full Monthly Schedule Released Uangnya sudah hampir habis di sistem, makanya The Fed mau nggak mau harus nambah likuiditas lagi. Untuk sekarang skalanya QE masih sangat kecil tapi nanti jika tiba2 ada black swan yang mengguncang pasar skala QE bakal semakin membesar seperti saat covid dulu tahun 2020 dulu. Tahun 2020 sebelum ada black swan covid, The Fed juga QE kecil2an seperti sekarang… QE (Quantitative Easing) cara bank sentral “menyuntikkan uang” ke sistem keuangan supaya ekonomi bergerak. Bank sentral mencetak uang dari udara kosong lalu membeli obligasi/surat utang dari bank dan investor. Meskipun sekarang nilai QE masih sangat kecil sekali tapi ini sangat penting karena menandai pergeseran kebijakan The Fed. Sinyal awal likuiditas akan naik lagi.. Jika skala QE semakin membesar harga gold, komoditas, saham, bitcoin bakal meroket

Broad-Based Inflow Comeback: Asing Masuk Besar ke SRBI, Saham, & SBN Jelang Window Dressing

  Minggu ini terjadi broad-based inflow ke semua aset :  1. SRBI +Rp10.9T (terbesar YTD) 2. Saham +Rp2.1T (7 minggu beruntun net buy) 3. SBN +Rp2.1T Minggu kedua Minggu kedua berturut-turut terjadinya broad-based inflows. Untuk data year to date asing tercatat keluar banyak ya:   SRBI: -Rp122.1 triliun (outflow terbesar YTD) Equities: -Rp27.9 triliun Govt Bonds: -Rp2.8 triliun Minggu ini ada lonjakan inflow di SRBI, saham, dan obligasi secara bersamaan penyebabnya ada potensi window dressing + pricing in ekspektasi pemangkasan BI rate dan FFR di bulan Desember.

Danantara: Mesin Baru Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2026–2027

Danantara  sebagai  thematic key driver  yang dapat menjadi  “swing factor”  bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 2–3 tahun ke depan. Dengan kata lain,  Danantara bisa menjadi katalis yang mengubah arah ekonomi nasional —bukan hanya melalui proyek investasi, tetapi juga melalui reformasi BUMN, efisiensi fiskal, dan arus pembiayaan global. Berikut analisa lengkapnya. 1. Modal Besar yang Selama Ini “Mengendap”, Siap Bergerak di 2026 Pada tahun 2025, sekitar  USD 5 miliar dividen BUMN  tidak masuk ke Kementerian Keuangan, tetapi ditampung oleh Danantara. Kondisi ini, ditambah lemahnya penerimaan pajak, membuat ruang fiskal pemerintah semakin sempit. Namun efek sampingnya:  Likuiditas besar menumpuk di neraca Danantara , menunggu saat untuk dialokasikan. Kami memperkirakan bahwa pada  2026 , Danantara akhirnya akan mulai  menyalurkan modal dalam jumlah besar , mencapai: USD 12–15 miliar yang berasal dari: Dividen BUMN 2025 Penjualan...

2026: Tahun Pivot Asia – Saatnya Melihat Lebih dari Sekadar AI

Selama dua tahun terakhir, pasar saham Asia dipenuhi narasi “AI adalah segalanya”. Dari Taiwan hingga Korea, euforia AI mendorong valuasi melonjak dan membuat investor global menumpuk posisi di sedikit nama besar—bahkan rata-rata portofolio Asia memiliki  10% hanya di satu saham: TSMC . Namun menurut Rikopedia tahun 2026 justru menjadi titik balik:  rotasi keluar dari crowded trades AI dan masuk ke pasar yang undervalued seperti India dan Indonesia .  AI: Antara peluang besar & tanda-tanda kejenuhan Euforia AI memiliki kemiripan dengan  dot-com boom  tahun 2000. Grafik di atas menunjukkan bahwa rally AI Asia saat ini mirip dengan pola Nasdaq saat puncak gelembung teknologi. Perbedaannya? Perusahaan AI sekarang lebih matang dan profitabel—TSMC, NVIDIA, Hynix bukanlah eToys. Namun tetap saja,  ruang untuk menambah posisi sudah sangat sempit . Banyak fund manager sudah overweight maksimal.  Di saat yang sama, hanya  3% konsumen global yang membay...

APBN 2026: Belanja Populis Rp712,4 Triliun Jadi Mesin Baru Pemulihan Konsumsi

Memasuki 2026, pemerintah Indonesia menyiapkan strategi fiskal yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Setelah periode belanja yang relatif konservatif, APBN 2026 hadir dengan komitmen besar untuk  mengangkat daya beli masyarakat  dan memulihkan konsumsi rumah tangga—komponen terbesar dalam PDB Indonesia. Tiga program inti menjadi pusat kebijakan populis 2026, dengan total alokasi mencapai: Free Nutritious Meal : Rp335 triliun Social Assistance : Rp167,4 triliun Energy Subsidy : Rp210 triliun ⭐  Total Belanja Populis 2026: Rp712,4 triliun Ini adalah salah satu skala stimulus fiskal terbesar dalam sejarah Indonesia modern. 1. Free Nutritious Meal — Rp335 Triliun Program makan bergizi ini akan mencapai  82,9 juta penerima , mencakup: Pelajar SD–SMA Ibu hamil Lansia dan kelompok rentan Selain bertujuan meningkatkan kualitas kesehatan, program ini memiliki dampak ekonomi langsung: 📌 Efek ekonomi: Meningkatkan permintaan makanan, minuman, dan produk consumer staples Me...

LQ45 Murah Seperti Saat COVID & GFC

Selama satu dekade terakhir, pasar saham Indonesia mengalami tren yang kurang bersahabat: valuasi yang terus tertekan, ROE yang menurun, dan efisiensi perusahaan yang stagnan.  Kita sedang memasuki fase yang disebut  “TSR Improvement Narrative” , yaitu kondisi ketika valuasi murah bertemu momentum perbaikan kinerja perusahaan. Ini kombinasi langka yang biasanya memicu  rally besar 6–12 bulan ke depan . Berikut penjelasan lengkapnya. 1. Kenapa Indonesia Siap Mengalami Value Unlocking? Selama 10–15 tahun terakhir: PBV saham Indonesia terus menurun ROE emiten turun Banyak perusahaan berada dalam kondisi  net cash ROE lebih rendah dari cost of equity (COE) Dengan kata lain, perusahaan Indonesia kurang efisien dalam mengelola modal. Tapi justru dari ketidakefisienan inilah muncul  ruang besar untuk perbaikan . Ketika valuasi rendah dan ROE mulai membaik, biasanya pasar mengalami  re-rating  atau kenaikan valuasi signifikan. Dan sekarang kondisinya sudah sem...

Ketika Bad News Jadi Good News: Fed Dipaksa Turun Bunga!

  Bad news is good news ‼️ Tenaga kerja sektor swasta AS berkurang 32.000 pada November angkanya jauh di bawah konsensus. ADP Nonfarm adalah indikator awal kondisi pasar tenaga kerja Amerika. Penurunan -32K berarti Sektor swasta AS mulai melemah. Meningkatkan peluang The Fed memotong suku bunga lebih cepat. The Fed estimasi bakal memotong suku bunga di bulan Desember meskipun inflasi belum turun menuju target, karena pasar tenaga kerja mulai rapuh. Pasar yakin 89 % Fed cut Desember.