Langsung ke konten utama

Akselerasi Energi Terbarukan Indonesia: Tren Global, Kebijakan Baru, dan Prospek Investasi 2025–2034

Percepatan transisi energi kini bukan lagi wacana. Baik secara global maupun nasional, arus investasi dan kebijakan semakin jelas mengarah ke energi yang lebih bersih, lebih murah, dan lebih berkelanjutan. kami akan memberikan gambaran komprehensif mengenai momentum energi terbarukan dan bagaimana Indonesia kini memperkuat pijakan untuk mengejar target Net Zero Emission (NZE) 2060.

Berikut analisis lengkapnya.


1. Tren Global: Renewable Capacity 2030 Diprediksi Tembus 4.600 GW

Dunia sedang bergerak cepat menuju energi rendah karbon. dorongan global dipengaruhi oleh:

• Penurunan biaya teknologi (solar & wind semakin murah)

• Dorongan kebijakan pemerintah (US, Eropa, Asia)

• Kebutuhan energy security

• Volatilitas harga energi fosil

• Perkembangan teknologi storage (baterai)

Hasilnya, hingga 2030:

  • Tambahan kapasitas global diperkirakan ~4.600 GW

  • 67% di antaranya dari solar dan angin

  • Pertumbuhan dibiayai oleh green financing dan institusi global

Tren ini menjadi angin segar untuk negara berkembang termasuk Indonesia.


2. Indonesia Memperkuat Transisi Energi Melalui RUPTL 2025–2034

Indonesia menargetkan:

  • 23% bauran energi terbarukan pada 2025

  • 34.3% pada 2034

  • NZE pada 2060

RUPTL baru (2025–2034) menjadi fondasi utama percepatan ini.

Isi RUPTL 2025–2034:

  • Tambahan pembangkit: 52.8 GW

  • Tambahan transmisi: 47.800 km

  • Tambahan gardu: 107.950 MVA

  • 75% kapasitas baru berasal dari energi terbarukan

Teknologi prioritas:

  • Geothermal

  • Hydropower

  • Solar PV (termasuk floating solar)

  • Hybrid storage systems

Kombinasi kebijakan dan perencanaan yang lebih jelas menjadi kunci agar proyek renewable lebih bankable dan menarik bagi investor.


3. Meningkatnya Ekosistem Green Financing

Pemerintah memperkuat pembiayaan hijau melalui:

• Green Taxonomy 2.0

• Sustainable Finance Guidelines

• Akses blended finance dari JETP (US$21.4 miliar)

Pendanaan ini diarahkan untuk:

  • Geothermal expansion

  • Pembangunan grid

  • Studi awal coal deactivation

  • Renewable storage dan hybrid systems

Dengan ketersediaan pembiayaan murah, proyek renewable berpotensi semakin cepat dieksekusi.


4. Potensi Energi Terbarukan Indonesia: 443 GW, Baru Dimanfaatkan <3%

Data PLN menunjukkan potensi renewable Indonesia sangat besar:

Dengan potensi 443 GW, Indonesia memiliki runway pertumbuhan yang sangat panjang.


5. Solar PV: Menuju Target 17 GWp pada 2034

Solar adalah pendorong utama transisi energi:

Fokus pengembangan:

  • Rooftop solar (rumah, industri, pemerintah)

  • Floating solar di waduk & danau

  • Hybrid PV + battery storage

Dengan biaya teknologi yang terus turun, solar diproyeksikan menjadi sektor dengan pertumbuhan tercepat dalam 10 tahun ke depan.


6. Geothermal: Indonesia Punya Potensi Terbesar Kedua Dunia

Dengan potensi 23.6 GW, Indonesia menjadi negara kedua terbesar setelah Amerika Serikat.

Geothermal menjadi prioritas karena:

  • Baseline power (stabil 24/7)

  • Cocok untuk mengurangi ketergantungan PLTU

  • Banyak didukung oleh pendanaan JETP dan bank internasional

Ekspansi geothermal menjadi katalis besar bagi emiten seperti PGEO.


7. Hydropower: 26.3 GW Potensi, Butuh Waktu Pengembangan Lebih Panjang

Hydropower adalah backbone jangka panjang:

  • Besar, stabil, dan low-cost

  • Memerlukan investasi awal besar

  • Proses konstruksi lebih panjang

Wilayah Sumatra dan Kalimantan memiliki potensi terbesar, terutama untuk pembangkit skala besar (PLTA).


8. Outlook 2025–2034: Investasi US$30 Miliar, Pertumbuhan Kapasitas 6–7 GW per Tahun

OVERWEIGHT untuk sektor energi terbarukan

Pendorong utama:

• Investasi kumulatif: US$30 miliar

• Komitmen JETP: US$21.4 miliar

• Kapasitas baru: 6–7 GW per tahun

• Permintaan listrik naik 5.3% per tahun

• Penurunan biaya teknologi (solar, baterai)

Hal ini membuat sektor renewable menjadi salah satu sektor dengan fundamental paling kuat menjelang 2030.


9. Emiten Pilihan: PGEO (Pertamina Geothermal Energy)


Kesimpulan: Indonesia Memasuki Era Renewable yang Lebih Matang

Dengan:

  • Kebijakan lebih jelas

  • Pendanaan murah tersedia

  • Potensi sumber daya sangat besar

  • Pertumbuhan demand listrik stabil

  • Akselerasi proyek PLN hingga 2034

Sektor energi terbarukan Indonesia berada di awal siklus pertumbuhan panjang.
Investasi jangka menengah hingga panjang memiliki potensi return menarik, terutama pada geothermal, solar PV, dan hydropower.


Postingan populer dari blog ini

Membership Rikopedia

Selamat datang di halaman registrasi membership Rikopedia. Dengan join membership anda akan mendapatkan bimbingan trading saham dan update informasi yang berkualitas via group WhatsApp.  Kinerja Portofolio Rikopedia dan testimoni member klik  di sini Fasilitas membership detailnya sebagai berikut : Update info saham yang masuk dan keluar portofolio Rikopedia .  Update info saham secara teknikal, fundamental & analisa makro ekonomi. Update news, Sentimen, Trading plan, Money & risk management. Sharing strategy trading saham berdasarkan pengalaman Rikopedia sejak tahun 2008. Member bisa tanya langsung dengan Rikopedia lewat whatsapp. Masuk group WhatsApp premium. Biaya membership Rp. 500,000/ Bulan. Bagi anda yang berminat join membership dapat melakukan transfer ke rekening di bawah ini: 1. Bank Mandiri 1440013474108 Rikosiwi sandi Saputro. 2. Bank BCA 7915239226 Rikosiwi sandi Saputro. Membership akan terhitung dari mulai tanggal konfirmasi p...

Portofolio Rikopedia dan Testimoni Member

Screenshot salah satu portofolio Rikopedia dengan modal awal 500 juta Kinerja Tahun 2018 Kinerja Tahun 2019 Januari February Maret April Mei Juni July  Agustus  September Oktober November  Desember Kinerja Tahun 2020 Tanggal 11 Mei akumulasi BBRI 2250 lot harga 2630 Trading SCMA 27-28 Mei 2020  Tanggal 4 Juni 2020 profit 36 juta dari BBNI Profit 68 Juta dari saham BBNI Profit 37 juta dari saham ELSA Profit 40 juta tanggal 19 Juni 2020  Profit 61 Juta tanggal 3 July 2020                                      Tanggal 19 Oktober 2020 Rikopedia beli BSDE 18361 lot November 2020 Desember 2020 Kinerja Tahun 2021 Januari 2021 Trading ELSA 27 Januari 2021 Bulan February profit 268 juta Bul...