Emas naik parabolik + Bitcoin turun = End game untuk aset berisiko. Investor global mulai takut / defensive.
Crypto salah satu kategori aset paling berisiko.
Sedangkan emas dianggap “safe haven”. Investor masuk ke emas ketika mereka menghindari risiko.
Saat bitcoin anjlok dan harga emas meroket mengindikasikan Risk asset sudah memasuki fase akhir euforia.
Intermarket analysis mempelajari bagaimana saham, obligasi, komoditas, forex, dan crypto saling memengaruhi satu sama lain. Korelasi bisa positif, negatif, atau berubah sesuai siklus pasar.
Contoh simplenya hubungan mata uang Rupiah dengan IHSG. Saat rupiah anjlok, Dana asing keluar dari pasar saham, IHSG turun.
Intermarket shift : Dari aset spekulatif ke aset safe haven.
Gold (GLD) = +55% → best performer.
Bitcoin (BTC) = +1% → worst performer
2025 adalah anomali besar dalam rotasi aset. Bitcoin biasanya selalu menjadi juara dengan return tertinggi tapi tahun ini Bitcoin jadi asset class dengan return terendah
Bitcoin selalu menjadi juara ketika likuiditas longgar, tapi di tahun 2025 alokasi lebih banyak bergeser ke safe haven (emas)
Kenapa pelaku pasar cenderung risk off atau main aman di emas saat suku bunga turun dan likuiditas naik? Apakah antisipasi meletusnya bubble AI?
Crypto salah satu kategori asset class paling berisiko & spekulatif (Risk asset). Saat harga bitcoin anjlok mengindikasikan pelaku pasar sedang dalam mode risk off.


