Langsung ke konten utama

Sinyal Besar dari Jepang & Crypto: Kita Sedang Masuk Era Makro Baru

Pasar keuangan global sedang memasuki babak baru. Jika 2024–2025 adalah drama inflasi, suku bunga tinggi, dan likuiditas mengetat, maka 2026 mulai menunjukkan skenario yang berbeda: awal dari menyerahnya bank sentral terutama The Fed. Aset pertama yang akan “mencium” tanda-tanda The Fed akan kapitulasi adalah Bitcoin.

Ya. Aset yang selama ini dianggap hiper-spekulatif justru menjadi indikator paling peka terhadap perubahan arah kebijakan moneter.

Bagaimana bisa? Di sinilah narasi menariknya dimulai.

BABAK 1: GELOMBANG BESAR DARI JEPANG (BoJ Akan Naikkan Suku Bunga)

Sinyal Besar dari Jepang & Crypto: Kita Sedang Masuk Era Makro Baru

Sebelum bicara soal Fed, kita harus menengok Jepang.

Grafik JGB 30-year yield melonjak ke 3.4%, level tertinggi dalam 20+ tahun. Hasilnya Obligasi jangka panjang Jepang membukukan kerugian terburuk sejak 1970-an, Yen ambruk mendekati JPY 160, Real policy rate Jepang -2%, Carry trade perlahan runtuh

Jepang selama ini adalah “lubang likuiditas global”. Ketika Jepang goyah, pasar dunia ikut tremor. “BoJ needs to hike.” Jepang tidak bisa lagi menahan suku bunga ultra-rendah.

Krisis yang dimulai di Jepang ini akan menular ke bank sentral terbesar dunia The Federal Reserve.

BABAK 2: FED TERPAKSA CUT — BUKAN KARENA MAU, TAPI KARENA DIPAKSA PASAR

Sinyal Besar dari Jepang & Crypto: Kita Sedang Masuk Era Makro Baru


Selama dua tahun terakhir terjadi 316 kali pemangkasan suku bunga global. Itu adalah level peak liquidity. Sementara The Fed? Masih mencoba terlihat hawkish, Masih bicara inflasi, Masih bicara “higher for longer”.

Masalahnya? Crypto, Dollar, Private equity, Credit spreads

…semua sudah berada dalam mode euforia spekulatif karena likuiditas yang longgar di belahan dunia lain.

Dan sejarah mencatat: Setiap kali likuiditas memuncak, pasar akan memaksa Fed untuk fold.

Persis seperti Desember 2018—ketika Fed tiba-tiba berputar arah karena pasar hancur.

Di 2025–2026, Hartnett bilang ada sinyal yang harus kita perhatikan:

Bank & broker adalah sektor yang paling cepat menunjukkan “liquidity stress”.

Jika bank mulai goyah → Fed akan pivot lebih cepat dari yang pasar duga.

BABAK 3: BITCOIN AKAN JADI SENSOR PALING CEPAT “MENCIUM” FED PIVOT

Sinyal Besar dari Jepang & Crypto: Kita Sedang Masuk Era Makro Baru


Crypto biasanya diperlakukan seperti anak nakal pasar finansial. Volatil, tidak terprediksi, dan penuh spekulasi.

Tapi justru karena sifat itulah crypto sangat sensitif terhadap perubahan likuiditas.

Sekarang perhatikan datanya:

  • Bitcoin turun 30% dari puncak

  • Ethereum turun 41%

  • Outflow crypto minggu lalu adalah terbesar kedua sepanjang sejarah 

  • Meski hanya 0.4% dari alokasi institusi

  • Tapi 2025 mencatat rekor inflow retail US$46 miliar

  • Derivatives mencapai 74% volume trading

Ketika banyak investor kabur, saat volatilitas ekstrem, saat semua panik—di situlah peluang terbesar lahir.

Hartnett menyimpulkan:

“Crypto will be the first to sniff out Fed coming to rescue.”

Saat The Fed mengedipkan mata sedikit saja…
Bitcoin yang pertama melesat.
Bukan S&P 500.
Bukan Nasdaq.
Bukan emas.

Crypto-lah yang akan mem-price in pivot lebih cepat dari yang lain.


BABAK 4: FUND MANAGER SURVEY 2026 — BULLISH BERAT, TAPI BISA MENJADI KONTRA-INDIKATOR

Sinyal Besar dari Jepang & Crypto: Kita Sedang Masuk Era Makro Baru


Survei global fund manager menunjukkan:

  • 53% yakin soft landing

  • Hanya 6% melihat hard landing

  • Cash tinggal 3.7% aset (level super bullish)

  • Investor overweight stocks & commodities

  • Best asset 2026 menurut mereka:

    • International equities (42%)

    • US equities (22%)

    • Gold (26%)

    • Yen (30%)

Masalahnya?

Ketika investor terlalu yakin— justru itu masa paling berbahaya.

Chart 17 memperlihatkan rotasi besar:
Out dari telco, discretionary, industral → masuk ke healthcare, bonds, staples.
Investor diam-diam mulai defensif.

Narasi tidak sesuai positioning.

Ini berbahaya.


BABAK 5: “PAIN TRADES” 2026 — DI MANA PASAR AKAN MENYAKITI MAYORITAS

Menurut Hartnett, posisi yang paling menyakitkan (pain trade) untuk 2026 adalah:

  • Long cash – short stocks

  • Long bonds

  • Long FTSE – short EM

  • Long discretionary – short banks

  • Long energy – short healthcare

Pain trade biasanya terjadi ketika pasar bergerak ke arah yang tidak diharapkan oleh mayoritas pelaku pasar.

Dan sejarah membuktikan:
Pain trade-lah yang sering menjadi the real move.


KESIMPULAN: KITA SEDANG MEMASUKI EPOCH BARU MAKRO GLOBAL

Dari seluruh narasi Hartnett, ada tiga sinyal besar:

1️⃣ Jepang adalah starting point risiko global

JGB crash bisa memaksa BoJ naikkan suku bunga → dampaknya global.

2️⃣ The Fed akan capitulate lebih cepat dari yang diperkirakan

Bank & broker adalah indikator awal. Begitu mereka retak sedikit → Fed akan pivot.

3️⃣ Bitcoin akan menjadi alarm paling awal

Ketika bank sentral “menyerah”… Crypto akan merespon paling cepat.

Dalam dunia sekarang,
Bitcoin bukan lagi hanya spekulasi—dia adalah indikator likuiditas global.

Postingan populer dari blog ini

Membership Rikopedia

Selamat datang di halaman registrasi membership Rikopedia. Dengan join membership anda akan mendapatkan bimbingan trading saham dan update informasi yang berkualitas via group WhatsApp.  Kinerja Portofolio Rikopedia dan testimoni member klik  di sini Fasilitas membership detailnya sebagai berikut : Update info saham yang masuk dan keluar portofolio Rikopedia .  Update info saham secara teknikal, fundamental & analisa makro ekonomi. Update news, Sentimen, Trading plan, Money & risk management. Sharing strategy trading saham berdasarkan pengalaman Rikopedia sejak tahun 2008. Member bisa tanya langsung dengan Rikopedia lewat whatsapp. Masuk group WhatsApp premium. Biaya membership Rp. 500,000/ Bulan. Bagi anda yang berminat join membership dapat melakukan transfer ke rekening di bawah ini: 1. Bank Mandiri 1440013474108 Rikosiwi sandi Saputro. 2. Bank BCA 7915239226 Rikosiwi sandi Saputro. Membership akan terhitung dari mulai tanggal konfirmasi p...

Portofolio Rikopedia dan Testimoni Member

Screenshot salah satu portofolio Rikopedia dengan modal awal 500 juta Kinerja Tahun 2018 Kinerja Tahun 2019 Januari February Maret April Mei Juni July  Agustus  September Oktober November  Desember Kinerja Tahun 2020 Tanggal 11 Mei akumulasi BBRI 2250 lot harga 2630 Trading SCMA 27-28 Mei 2020  Tanggal 4 Juni 2020 profit 36 juta dari BBNI Profit 68 Juta dari saham BBNI Profit 37 juta dari saham ELSA Profit 40 juta tanggal 19 Juni 2020  Profit 61 Juta tanggal 3 July 2020                                      Tanggal 19 Oktober 2020 Rikopedia beli BSDE 18361 lot November 2020 Desember 2020 Kinerja Tahun 2021 Januari 2021 Trading ELSA 27 Januari 2021 Bulan February profit 268 juta Bul...